PlayStation baru-baru ini membatalkan dua proyek game live-service besar, termasuk satu dari Bend Studio dan lainnya yang berpotensi menjadi multiplayer God of War. Langkah ini sering dianggap sebagai strategi Sony untuk merekalibrasi ambisi mereka di pasar game live-service. Kini, detail lebih lanjut mengenai pembatalan game Bend Studio yang misterius tersebut mulai terkuak.
Seorang mantan pengembang telah memberikan alasan signifikan di balik keputusan ini, memberikan wawasan baru terkait proyek Bend Studio live-service yang belum sempat melihat cahaya publik. Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh Gamebrott.

Robert Morrison Ungkap Alasan Pembatalan Game Live-Service Bend Studio
Robert Morrison, seorang mantan pengembang dari Bend Studio, baru-baru ini menarik perhatian publik setelah memberikan komentar di platform Twitter/X. Komentar tersebut berkaitan langsung dengan proyek game live-service yang dibatalkan ketika ia masih menjadi bagian dari studio tersebut. Saat ini, Robert Morrison menjabat sebagai Senior Animator di VOIDInteractive, mengerjakan game Ready or Not. Pengalaman panjangnya di industri game, termasuk kontribusinya pada judul-judul sukses seperti Resident Evil 7 dan God of War, membuat pernyataannya menjadi sangat relevan dalam memahami dinamika pengembangan game. Ini adalah momen penting di mana Robert Morrison ungkap detail internal yang jarang diketahui publik.
Morrison membagikan daftar game yang pernah ia kembangkan, mencakup berbagai judul dari yang sukses besar hingga proyek-proyek yang bernasib kurang baik. Di antara proyek yang dibatalkan, ia secara spesifik menyebut Scalebound, Transformers Reactive, dan yang paling krusial, proyek Bend Studio live-service yang kini menjadi sorotan. Pengalamannya yang luas ini memberikan perspektif unik tentang tantangan dan risiko yang melekat dalam pengembangan game, terutama pada skala besar.

Sebuah interaksi signifikan terjadi ketika salah satu pengguna Twitter/X merespons cuitan Morrison, menyuarakan kekecewaan atas tindakan Sony terhadap Bend Studio. Bend Studio sendiri dikenal luas sebagai pengembang di balik game populer seperti Days Gone. Respons dari Robert Morrison ini yang kemudian menjadi inti dari pembatalan game Bend Studio, menjelaskan apa yang ia lihat selama di sana. Pernyataan Robert Morrison ungkap kondisi internal proyek tersebut, memberikan penjelasan yang cukup mengagetkan bagi komunitas game.
Perkembangan Proyek yang Minim dan Penggunaan Decima Engine
Menurut Robert Morrison, selama tiga tahun ia terlibat dalam proyek live-service di Bend Studio, tim tidak menunjukkan perkembangan yang substansial. Ini berarti, selama periode waktu yang signifikan, tidak ada kemajuan berarti yang dapat dicatat atau ditunjukkan dalam pengembangan game tersebut. Situasi ini membuatnya menilai bahwa pembatalan game Bend Studio tersebut adalah sesuatu yang sudah dapat diprediksi berdasarkan observasinya pribadi. Kurangnya kemajuan signifikan selama periode yang cukup panjang ini menjadi faktor krusial dalam keputusan akhir untuk membatalkan proyek Bend Studio live-service yang ambisius.
Pada halaman LinkedIn pribadinya, Robert Morrison secara spesifik mencantumkan proyek yang dibatalkan tersebut dengan nama kode “Mirror Pond”. Dalam proyek ini, perannya berfokus pada bagian animasi, terutama untuk karakter utama dan NPC (Non-Playable Character). Meskipun detail gameplay spesifik dari “Mirror Pond” masih menjadi misteri, informasi ini memberikan sedikit gambaran tentang skala dan fokus pengembangan awal game tersebut, setidaknya dari sisi artistik dan teknis animasi.

Selain itu, Morrison juga mengungkapkan bahwa proyek “Mirror Pond” dikembangkan menggunakan Decima Engine. Engine ini adalah teknologi canggih yang dikembangkan oleh Guerrilla Games, studio di balik kesuksesan seri Horizon. Penggunaan Decima Engine menyiratkan ambisi teknis yang tinggi untuk proyek Bend Studio live-service tersebut, menunjukkan niat awal untuk menciptakan pengalaman visual dan teknis yang imersif. Meskipun demikian, ambisi ini pada akhirnya tidak terealisasi sepenuhnya, mungkin karena hambatan dalam kemajuan pengembangan yang dilaporkan. Robert Morrison ungkap bahwa minimnya informasi publik dan kurangnya progres menjadi alasan kuat untuk pembatalan.
Minimnya informasi publik mengenai game ini, ditambah dengan laporan Robert Morrison tentang pengembangan yang tidak substansial, membuat detail lebih lanjut mengenai jenis game yang sedang dikembangkan tetap menjadi spekulasi. Opini dari mantan pengembang ini, yang secara langsung menyaksikan proses internal, kemungkinan besar menjadi salah satu alasan utama mengapa proyek pembatalan game Bend Studio tersebut akhirnya diputuskan oleh Sony. Kasus ini menyoroti tantangan besar dalam pengembangan game live-service yang seringkali membutuhkan kemajuan konstan dan signifikan agar dapat bertahan dan sukses di pasar yang kompetitif.

Pentingnya pengakuan dari mantan pengembang seperti Robert Morrison tidak hanya memberikan transparansi kepada para penggemar tetapi juga berfungsi sebagai pelajaran berharga bagi industri game. Pembatalan game Bend Studio ini, yang didasari oleh kurangnya progres substansial selama bertahun-tahun, menegaskan betapa krusialnya efisiensi dan visi yang jelas dalam pengembangan proyek berskala besar. Terutama untuk game live-service, di mana ekspektasi pasar akan konten berkelanjutan dan inovasi tanpa henti sangat tinggi. Pernyataan Robert Morrison ungkap sebuah kebenaran pahit: tidak semua proyek dengan ambisi besar dan teknologi canggih akan selalu berhasil melewati tahap pengembangan. Kasus proyek Bend Studio live-service ini sekali lagi menunjukkan kompleksitas di balik layar industri.